27 November 2025
IPB University melalui Direktorat Pengembangan Karier, Kewirausahaan, dan Hubungan Alumni kembali menjalin kolaborasi strategis dengan industri melalui kegiatan Lamipak Goes to Campus 2025 yang berlangsung pada 27 November 2025 di Ballroom Innopreneurship Center, Kampus IPB Dramaga. Kegiatan ini mencakup diskusi panel, penayangan company profile, hingga campus hiring dan interview on-the-spot.
Kegiatan ini merupakan bentuk penguatan kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri melalui pemaparan materi, diskusi panel, serta pembukaan peluang karier bagi mahasiswa dan lulusan. Acara diawali dengan penayangan profil perusahaan Lamipak Indonesia dan dilanjutkan dengan sambutan dari Rici Tri Harpin Pranata, S.K.Pm., M.Si., selaku Asisten Direktur Pengembangan Karier dan Kewirausahaan, serta pengantar dari Ahmad Rizalmi sebagai Public Relations Manager Lamipak Indonesia. Dalam sambutannya, pihak Lamipak menegaskan posisi mereka sebagai satu-satunya perusahaan manufaktur di Indonesia yang memproduksi kemasan aseptik berbahan dasar karton untuk makanan dan minuman, dengan fasilitas produksi bersertifikasi LEED Gold dan fokus kuat terhadap keberlanjutan.
Sesi inti kegiatan berupa diskusi panel menghadirkan lima narasumber dari akademisi, industri, dan asosiasi. Dalam paparannya, Prof. Dr. Ir. Epi Taufik, S.Pt., M.VPH., M.Si., IPM., Guru Besar Fakultas Peternakan IPB dan Dewan Pakar Badan Gizi Nasional, memaparkan tantangan distribusi susu di Indonesia sebagai negara kepulauan. Keterbatasan rantai dingin, kondisi geografis yang beragam, serta ketidakseimbangan produksi susu nasional menjadi hambatan utama dalam memastikan produk susu aman hingga ke wilayah terpencil. Beliau menjelaskan bahwa teknologi kemasan aseptik menjadi solusi strategis karena memungkinkan produk tahan lama tanpa pendinginan, sehingga sangat relevan untuk mendukung program nasional seperti Makan Bergizi Gratis.
Frisian Flag Indonesia melanjutkan sesi dengan menjelaskan perkembangan inovasi produk dan riset nutrisi yang dilakukan perusahaan, termasuk hasil kajian SEANUTS II yang menggambarkan kondisi gizi anak di Indonesia. Dalam pemaparannya, FFI menekankan bahwa kemasan aseptik berperan penting dalam memastikan keamanan dan stabilitas mutu produk susu serta produk bergizi lainnya, terutama dalam distribusi berskala luas di negara kepulauan. Selain itu, perusahaan juga memperkenalkan pengembangan kategori baru dalam lini produk, sebagai bagian dari upaya peningkatan asupan protein masyarakat.
Lamipak Indonesia kemudian menyampaikan perkembangan industri kemasan aseptik di tingkat global dan nasional. Melalui paparan Ahmad Rizalmi, peserta memperoleh gambaran mengenai pertumbuhan kapasitas produksi Lamipak yang mencapai lebih dari 24 miliar kemasan pada tahun 2025 dengan pasar yang tersebar di lebih dari 80 negara. Indonesia kini menjadi salah satu pusat produksi strategis dengan penggunaan 70 persen bahan baku dalam negeri serta implementasi teknologi ramah lingkungan yang mampu menurunkan emisi karbon secara signifikan. Lamipak juga menjelaskan proses produksi kemasan aseptik yang terdiri dari tahapan prapencetakan hingga pengemasan akhir, sebagai upaya memastikan kualitas dan keamanan produk.
Pada sesi berikutnya, Henky Wibawa selaku Direktur Eksekutif Indonesian Packaging Federation memaparkan perkembangan tren kemasan dan dampaknya terhadap rantai pasok. Beliau menjelaskan bahwa kemasan saat ini tidak hanya berfungsi melindungi produk, tetapi juga menjadi bagian penting dari efisiensi transportasi, pengurangan limbah, serta upaya menuju ekonomi sirkular. Henky menegaskan bahwa teknologi aseptik merupakan salah satu bentuk hurdle technology yang efektif dalam menjaga keamanan pangan tanpa proses pendinginan. Sementara itu, Teni Marfiani memberikan perspektif teknis terkait proses pengendalian kualitas dan standar keamanan pangan yang harus dipenuhi dalam industri susu dan minuman.
Selain menjadi forum berbagi pengetahuan, kegiatan ini juga membuka kesempatan karier melalui sesi campus hiring yang berlangsung bersamaan dengan diskusi panel. Lamipak membuka posisi Production Operator serta program magang, dan peserta yang telah mengirimkan CV saat registrasi berkesempatan mengikuti wawancara langsung selama acara berlangsung. Interaksi ini menjadi ruang penting bagi mahasiswa untuk memahami lebih dekat kebutuhan industri sekaligus membuka peluang berkarier di sektor kemasan dan pangan.
Secara keseluruhan, Lamipak Goes to Campus 2025 memberikan pemahaman komprehensif mengenai peran kemasan aseptik dalam mendukung keamanan pangan, efisiensi distribusi, dan keberlanjutan industri. Kegiatan ini juga memperkuat sinergi antara IPB University dan industri dalam menyiapkan talenta muda yang kompeten serta mendorong inovasi di sektor pangan dan kemasan berkelanjutan. Melalui kolaborasi ini, diharapkan mahasiswa dapat melihat lebih dekat perkembangan industri modern sekaligus memahami peluang kontribusi mereka dalam penguatan sistem pangan nasional.