06 September 2025
Memasuki dunia kerja merupakan sebuah babak baru yang penuh tantangan, terutama bagi para fresh graduate dari Generasi Z. Untuk menjawab kegelisahan ini, Career Development and Assessment (CDA) IPB menyelenggarakan acara bertajuk Career Insight Chapter FEMA 2025. Acara ini menghadirkan dua praktisi berpengalaman, Kang Rizman Gumilang (Head of Department Talent & Culture Jakarta Aquarium & Safari) dan Teh Mona Lusia Manihuruk (Strategy Execution Manager PT Prodia Widyahusada Tbk), untuk berbagi bekal, peluang, dan tips dalam menavigasi dunia pasca-kampus.
Kang Rizman Gumilang, seorang People Enabler dan Gen Z Whisperer, membuka sesi dengan membahas berbagai stereotip yang melekat pada Gen Z. Beberapa di antaranya adalah anggapan sebagai generasi yang serba instan karena terbiasa dengan teknologi, memiliki kemampuan bertahan hidup yang rendah (strawberry generation), namun juga dikenal berani berpendapat (speak up) dan sangat sadar akan kesehatan mental.
Di lingkungan kerja, stereotipe ini berkembang menjadi persepsi bahwa Gen Z memiliki orientasi utama pada kompensasi, cenderung memiliki mobilitas kerja yang tinggi, dan sensitivitas tinggi dalam berinteraksi. Untuk menghadapi ini, Kang Rizman menekankan pentingnya membangun personal branding di media sosial untuk menciptakan jejak digital yang positif dan membedakan diri dari kompetitor.
Kang Rizman membagikan lima langkah strategis dan realistis yang dapat diikuti oleh para lulusan baru:
Kenali Diri dan Minat: Cari tahu bidang yang membuat Anda bersemangat.
Jangan Terlalu Selektif di Awal: Manfaatkan kesempatan pertama untuk belajar dan mendapatkan pengalaman.
Buat CV dan Kelola Media Sosial: Siapkan CV yang sesuai dan kelola profil LinkedIn serta Instagram untuk membangun personal branding.
Kelola Ekspektasi Gaji: Tetap realistis dengan gaji awal dan fokus pada pengalaman serta pengembangan diri.
Tetap Berkembang: Terus belajar hal baru dari senior, mentor, atau pelatihan daring.
Teh Mona Lusia Manihuruk, yang kini menjabat sebagai Strategy Execution Manager di Prodia, mengajak peserta untuk melihat realitas di balik kesuksesan melalui konsep "Career Iceberg". Apa yang terlihat di permukaan seperti jabatan tinggi, gaji besar, dan gaya hidup mewah seringkali menutupi perjuangan yang tak terlihat, seperti lembur tanpa dibayar (sleepless night), lingkaran pertemanan yang menyempit (smaller circle), dan ketahanan mental yang kuat (mental resilience).
Seiring dengan perubahan zaman menuju industri 5.0, Teh Mona menyoroti pergeseran dari konsep Work-Life Balance ke Work-Life Fit. Jika Work-Life Balance berupaya menciptakan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, maka Work-Life Fit lebih menekankan pada perpaduan yang harmonis (harmonize) dan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan keadaan.
Untuk dapat bertahan dan berkembang, Teh Mona menekankan empat keterampilan dasar yang wajib dimiliki:
Komunikasi: Kemampuan berkomunikasi adalah kunci, bahkan untuk percakapan informal.
Manajemen Manusia (People Management): Pintar dalam memilih lingkaran pertemanan terdekat, rekan kerja, hingga komunitas.
Manajemen Waktu (Time Management): Menggunakan matriks prioritas Steven Covey untuk membedakan mana yang mendesak dan penting.
Manajemen Keuangan (Money Management): Mengalokasikan gaji sesuai kebutuhan, misalnya dengan rumus 50% untuk kebutuhan (needs), 30% untuk gaya hidup (lifestyle), dan 20% untuk tujuan (goals).
Di atas segalanya, Teh Mona menggarisbawahi pentingnya menemukan "WHY" atau tujuan (purpose). Menurutnya, memahami motivasi terbesar dalam hidup akan membantu seseorang bertahan menghadapi segala tantangan. Kejelasan tujuan ini juga akan memandu dalam memilih berbagai opsi karir setelah lulus, baik itu melanjutkan S2, menjadi pegawai, wirausaha, maupun menjadi relawan (volunteer).
Tentang Gaji: Kang Rizman menyarankan untuk mengenali standar industri, menyesuaikan dengan lokasi dan ukuran perusahaan, serta mempertimbangkan total paket kompensasi, bukan hanya gaji pokok. Tunjangan, asuransi, dan pelatihan juga merupakan bagian penting.
Menghadapi Politik Kantor: Kiat dari Kang Rizman adalah tetap fokus pada pekerjaan, jangan ikut bergosip, bangun reputasi profesional, dan kelola emosi untuk tetap netral.
Persiapan CV: Teh Mona menjelaskan ada dua jenis CV utama: CV Kreatif yang cocok untuk industri kreatif dan perusahaan lokal, serta CV ATS Friendly yang lebih minimalis dan disarankan untuk perusahaan multinasional, BUMN, dan korporat besar.
Pada intinya, Kang Rizman dan Teh Mona sepakat bahwa kunci utama untuk bertahan di dunia kerja adalah sikap (attitude). Seperti yang dikutip oleh Simon Sinek, "Anda tidak merekrut karena keterampilan, Anda merekrut karena sikap. Anda selalu bisa mengajarkan keterampilan.".
Penulis : Ayu Aulia Fitriani Riyanto