Sosialisasi Study Master Programme di Swedia
Berita Umum | 07 April 2022 13:07 wib
Titi mengawali webinar ini dengan bercerita terkait swedia. Titi mengatakan bahwa swedia hanya berpenduduk 10 juta jiwa. Negara yang sangat dingin ini memiliki inovasi-inovasi yang sangat berkembang, maka dari itu banyak mahasiswa yang didatangkan ke negara ini. Salah satu edukasi terbaik yang ditanamkan sejak dini adalah, sejak kecil anak-anak di swedia sudah diajarkan terkait sustainability. Sampah yang ada di negara ini 99% diolah menjadi energi. Swedia juga sangat menjunjung equality. Bukan hanya soal kesempatan perempuan dan laki-laki, tapi juga termasuk orang-orang difabel. Salah satu bentuk equal di sana adalah memanggil seseorang dengan nama tanpa panggilan Miss, Mr, dan sebagainya.
Edukasi atau pendidikan menjadi investasi terbesar bagi swedia. Sekolah di negara ini gratis dengan pendidikan yang merata di berbagai sekolah. Bagi pelajar internasional, banyak sekali beasiswa yang bisa diikuti. Beberapa beasiswa yang bisa diikuti oleh pelajar dari Indonesia adalah Swedish Institute, Sweden universities, Erasmus mundus, EIT, Dikti, dan berbagai beasiswa institusi pemerintahan dari Indonesia.
Titi juga menjelaskan bahwa pelajar-pelajar indonesia bisa bergantung dengan beasiswa di sana untuk memenuhi biaya living kost dan untuk keseharian. Beberapa pelajar biasanya juga menambah penghasilan dengan kerja di lab, menjadi volunteer, atau bekerja di restoran. Selain itu, Titi menjelaskan bahwa untuk muslim yang ingin tinggal di swedia tidak perlu khawatir sebab masyarakat internasional sangat banyak dan sangat toleran. Masyarakat lokal di sana sangat respect terhadap kepercayaan masing-masing.
Penulis: Halimah