Kick Off Program Mahasiswa Wirausaha, Startup School, dan Student Innopreneur
Lowongan | 15 Februari 2025 13:00 wib
Kegiatan Kick Off diawali dengan laporan kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), StartUp School, dan Student Innopreneur yang disampaikan oleh Asisten Direktur Pengembangan Karir dan Kewirausahaan, Mas Rici Tri Harpin Pranata, S.K.Pm., M.Si. Dalam laporannya, Mas Rici menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah nyata dari visi IPB menjadi Techno Socio-Entrepreneurial University yang memperkokoh martabat bangsa melalui pendidikan tinggi unggul dalam bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika. Di tahun 2025 secara jelas bagaimana milestone IPB tentang innopreneurship sehingga diterjemahkan dalam program kewirausahaan. Mas Rici juga menjelaskan bahwa di tahun 2025 ini, jumlah peserta program PMW, SS, SI yaitu 871 mahasiswa dengan 218 kelompok dan total pendanaan Rp 421.300.000. Sebaran peserta terbanyak yaitu dari departemen Bisnis dan Manajemen Agribisnis.
Kegiatan selanjutnya yaitu sambutan Bapak drh. Sukma Kamajaya, MM selaku Direktur Pengembangan Karir, Kewirausahaan, dan Hubungan Alumni. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa program ini merupakan langkah awal untuk memasuki dunia kewirausahaan.
"Konsep manajemen dan kewirausahaan sudah didapatkan di peserta fakultas ekonomi manajemen dan bisnis, namun bagi peserta di fakultas teknis program ini bisa menjadi wadah untuk mengambangkan di dunia bisnis. Dan IPB Ingin program ini baik dan tepat sasaran serta didukung dengan fasilitas-fasilitas yang mumpuni." Ujar Pak Sukma.
Dalam penutupan sambutannya, beliau berharap agar seluruh peserta serius mengikuti program yang dijalankan, diharapkan keaktifannya, dan digali passionnya. Tantangan wirausaha yaitu 5 tahun pertama mulai dari perubahan produk, tantangan pasar, dsb. Dan setelah diatas 5 tahun akan stabil.
Selanjutanya Sambutan sekaligus pembukaan kegiatan oleh Plt. Direktur Belmawa, Dr. Berry Juliandi, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa IPB dari sejak dahulu adalah kampus yang paling pertama sangat mengutamakan kewirausahaan. Tidak semua kampus mengutamakan kewirausahaan. Bahkan di rencana jangka panjang dari IPB, IPB sebgaai institusi ingin menjadi Techno Sociopreneur University di tahun 2045.
"Salah satu hal untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan bantuan mahasiswa. Yang pertama, kita menjadi orang-orang yang memiliki sifat berwirausaha yaitu peka terhadap lingkungan. Orang berwirausaha itu harus mengerti ada masalah apa, ada perlu apa, karena salah satu yang dinilai dalam program kewirausahaan di Tingkat nasional ada purpose/tujuan. Yang kedua sifatnya resiliens, sekarang generasi stroberi seperti gampang kecewa, depresi, menyerah dsb tidak cocok menjadi wirausaha. Gagal bangkit gagal bangkit seperti itu orang berwirausaha. Jadi jangan cengeng bahwa semua orang pernah susah. Kalau mau jadi wirausaha harus punya resiliensi. Kedua hal tersebut sangat penting dimiliki orang seorang wirausaha"Ujar Pak Berry.
Selain itu, Pak Berry juga menjelaskan bahwa Wirausaha yang sukses lahir dari penelitian, bukan sesuatu yang muncul tiba-tiba. Sebagai mahasiswa, penting untuk melakukan riset yang dapat menunjang usaha, bekerja sama dengan dosen agar bisnis yang dibangun memiliki nilai ilmiah sesuai dengan keilmuan masing-masing. Dosen berperan sebagai pendamping dalam memberikan ide dan arahan, memastikan usaha yang dijalankan memiliki dampak nyata. Universitas juga mendorong pendanaan mandiri bagi mahasiswa dan dosen agar kewirausahaan dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi serta sumber daya manusia. Keberhasilan wirausaha tidak hanya diukur dari jumlah usaha yang didirikan, tetapi dari seberapa besar dampaknya dalam meningkatkan kehidupan masyarakat dan nilai ekonominya. Kesuksesan bukan hanya soal kekayaan, tetapi pencapaian tujuan yang didukung oleh keterampilan dan pengalaman selama menjadi mahasiswa. Kemudian, acara ini dibuka secara langsung oleh Plt. Direktur Belmawa dan ucapan selamat dari Rektor IPB melalui virtual.
Selanjutnya, masuk ke acara inti yaitu penyampaian materi oleh Bapak drh Cecep Muhammad Wahyudin selaku Wakil Ketua Umum Bidang Peternakan Kamar Dagang Indonesia (KADIN). Dalam sesi materi, Pak Cecep menyoroti berbagai aspek penting dalam wirausaha. Ia menekankan pentingnya memiliki keberanian dalam mengambil risiko, visi dan misi yang jelas, serta bagaimana belajar dari kegagalan untuk mencapai kesuksesan. Beliau juga menjelaskan strategi dalam memulai dan mengelola bisnis, termasuk langkah awal dalam membangun usaha, pentingnya riset pasar, manajemen keuangan, serta pengelolaan sumber daya manusia. Selain itu, inovasi disebut sebagai faktor kunci dalam mempertahankan keberlangsungan bisnis.
"Ada 4 hal paling utama yang perlu dimiliki oleh seorang wirausaha yaitu knowledge, atitudes, skills, dan habbit. Kesuksesan dikontrol oleh sebuah habbit. Kontrol habbit kalian, sehingga kalian bisa mengontrol kesuskesan." Ujar Pak Cecep.
Beliau juga menjelaskan tugas sebagai wakil ketua umum KADIN, yaitu mendukung swasembada pangan, terutama di sektor peternakan. Program ini melibatkan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Pak Cecep juga menjelaskan bahwa "Indonesia memiliki pot Program utama WKU Peternakan terdiri dari empat inisiatif strategis yang bertujuan untuk meningkatkan produksi peternakan nasional secara berkelanjutan, antara lain Program 1 Village 1 Farming menargetkan 8.000 pelaku usaha, Program Peternakan Sapi Perah (Inclusive Closed Loop System) bertujuan meningkatkan populasi sapi perah hingga 200.000 ekor, Program Industri Pakan Ternak Terintegrasi berfokus pada peningkatan produksi pakan hingga 1 juta ton per tahun, dan Program Digitalisasi Rantai Pasok dan Gudang Penyimpanan bertujuan membangun satu gudang per kecamatan untuk penyimpanan produk pangan" Ujar Pak Cecep.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi talkshow yang dihadiri oleh usaha terbaik Program PMW SS 2024 yakni Nayla Rachma sebagai CEO Sambal terwelu dan Chiara Amalia Faustina sebagai CEO Setara the Label untnuk memberikan motivasi kepada peserta PMW SS SI. Sambal Terwelu, sebuah produk kuliner dari PT. Jabon Group Nusantara dalam program PMW SS SI 2025, hadir sebagai solusi inovatif dalam industri pangan dengan menghadirkan sambal berbahan dasar kelinci. Dengan visi mengembangkan manajemen produksi ternak serta produk olahan secara berkelanjutan, tim Sambal Terwelu mengatasi tantangan bisnis dengan digital marketing, mentoring, dan strategi pemasaran berbasis USP (Unique Selling Point). Sementara itu, Setara The Label, didirikan oleh tiga mahasiswi IPB University, bergerak di bidang fashion dengan konsep "spread positivity through fashion," menghadirkan produk seperti totebag dan pouch yang tidak hanya estetis tetapi juga mengandung pesan positif. Dengan strategi pemasaran digital dan offline, mereka berhasil menarik perhatian generasi Z dan milenial perempuan melalui kampanye sosial serta kolaborasi dengan berbagai komunitas. Kedua bisnis ini menunjukkan bagaimana wirausaha muda dapat menggabungkan kreativitas, strategi, dan inovasi untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat serta membuka peluang bisnis yang berkelanjutan.
Kegiatan penutup yaitu pemaparan timeline yang disampaikan oleh Koordinator Program Kewirausahaan, Hana Khairunnisa S.E., M.Si. Kak Hana memaparkan timeline program PMW SS SI selama 6 bulan yang terdiri dari Kick Off, EntreCamp, Mentoring on Board, Monitoring dan Evaluasi, Coaching Clinic, Student Entrepreneur Expo, Penilaian Akhir Program, dan Entrepreneurial Closing Summit. Program PMW SS SI ini dapat disetarakan maksimal 15 SKS. Dan diakhiri dengan pengumuman pendanaan peserta PMW SS SI.
Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, kegiatan Kick Off PMW SS SI 2025 menjadi langkah awal bagi para wirausaha muda dalam mewujudkan ide kreatif mereka menjadi bisnis yang berkelanjutan. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi dan siap menjalani seluruh rangkaian program dengan semangat belajar dan beradaptasi. Melalui dukungan mentoring, networking, serta strategi bisnis yang matang, mereka diharapkan mampu menghadapi tantangan dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat.
Oleh : Dwinitha Ayudyah